Pemuda adalah harapan bangsa, ditanganyalah perubahan akan terjadi. Sukarno pernah berkata “Beri aku sepuluh pemuda, akan ku gonjangkan dunia”. Kalimat itu mengingatkan kita bahwa pemuda juga yang memaksa bahwa kemerdekan harus disegerakan pada waktu itu. Lantas, bagaimana dengan nasib sebuah daerah yang tidak memiliki pemuda? Kemana mereka saat ini?
Coba kita melihat sejarah kemerdekaan,
bahwa ada pemuda yang berperan di dalamnya. Diantaranya ada Soegondo Djojopoespito
(PPPI), R. M. Joko Marsaid (Jong Java), Mohammad Yamin (Jong Sumatranen Bond), Amir
Sjarifoeddin (Jong Bataks Bond), Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond), Rumondor
Cornelis Lefrand Senduk (Jong Celebes), Johannes Leimena (Jong Ambon) dll. Mereka
merupakan pemuda yang hebat, mereka merupakan pemuda yang perduli terhadap
bangsanya sediri. Lalu, apakah tanpa mereka Indonesia diwaktu itu tidak
merdeka? Tentu bias saja merdeka. Namun peran pemuda juga yang membantu dan
mempercepat kemerdekaan itu terjadi. Sebuah sejarah yang dapat kita ambil
contoh bahwa semangat mempertahankan negara dan wilayah sangatlah penting.
Saat ini pemuda tidak
diminta untuk berperang menggunakan senjata, tidak juga diminta untuk mengusir
penjajah, tidak juga diminta untuk bersusah payah memerdekakan Indonesia. Karna
saat ini Indonesia sudah bebas dari itu semua. Lalu apa peran pemuda yang harus
dilakukan saat ini? Hai para pemuda! Taukah engkau masah banyak ketidak adilan
meraja lela, penindasan di mana-mana, keperdulian mulai hilang, tanggung jawab sosial
sudah tidak ada, bahkan peduli terhadap orang tua sulit ditemui. Apakah negara
tercinta ini akan dibiarkan begini saja?
Coba kita melihat dari
kita sendiri, apakah kita sudah melakukan itu semua dilingkungan tempat tinggal
kita? Misal, tetangga kita yang sedang sakit parah, sejauh mana kita peduli
terhadapnya, menjenguk, memberikan dana pengobatan, memberikan mobilitasnya,
atau bahkan sikap acuh kepadanya. Sungguh jika ini benar-benar terjadi sudah
hilang nilai-nilai pancasila dan ideology yang selama ini menjadi panutan kita
bernegara dan berbangsa. Pemuda-pemuda saat ini sedang asik menikmati masa-masa
perubahan, perubahan dari zaman tidak tau menjadi serba tau dengan adanya
teknologi gawai (HP). Semua dapat di akses tanpa terkecuali, semua dapat dilihat
tanpa batas dan semua dapat dinikmati tanpa ada waktu yang mengingatkan. Adanya
kemudahan ini membuat kita sibuk dengan menatap layar kecil sehingga tidak
peduli dengan tetangga yang butuh pertolongan kita. Sungguh sangat miris negeri
ini.
Bebricara gawai tidak ada
habis-habisnya, bahkan permasalahan belum selesai akan timbul masalah pada
anak-anak balita yang sudah disuguhi gawai. Nanti kita akan bahas mengenai
gawai. Kita melihat dari sisi lain, Ekonomi! Ya…Ekonomi. Tidak sedikit pemuda
yang meninggalkan kampung halaman untuk meningkatkan ekonomi. Mencari kerja
dengan dalil untuk membahagiakan orang tua, tabungan menikah, bahkan untuk masa
depannya. Ia meninggalkan kampung
melihat bahwa kampung tidak ada lapangan pekerjaan, peluang membuka usaha susah,
modal tidak ada, perputaran ekonomi lambat dan pengalaman yang minim. Hal ini
yang membuat mental pemuda seketika mencari zona nyaman dengan bekerja sebagai
kasir, waiters, babysistter dan lainnya.
Tidakkah kita ketahui bahwa emas intan
dan permata ditemukan didasar tanah dan di dasar laut yang paling dalam. Mereka
tetaplah intan meskipun terkubur ribuan tahun. Artinya apa! Banyak potensi di
kampung yang bias kita kembangkan, inovasi dan kreasikan yang bisa membuahkan
hasil dan kebermanfaatn untuk orang banyak. Tidak ada kesuksesan yang instan.
Mie instan juga perlu dimasak meskipun namanya sudah mie instan. Coba amati dan
telusuri, apa harta yang yang tersimpang dikampungmu? Apakah itu dibidang
pertanian, pendidikan, agama, sosial budaya, teknologi, atau bahkan dibidang
ekonomi. Semua bias saja, selama disitu ada kehidupan, semua aspek tetap ada.
Berbeda dengan jumlah, kapsitas dan ruang geraknya saja. Dari hal inilah
dibutuhkan pemuda-pemuda hebat, kreativ dan inovativ untuk membangun
kampungnya. Tanpa pemuda tidak berarti sebuah kampung yang begitu megah nan
indah.
Post a Comment
Tuliskan komentar anda dengan bahasa yang santun, sopan dan bijak